Sabtu, 13 Januari 2018
Kamis, 05 Oktober 2017
Gunung Arjuno
252VIEWS
Sebuah nama yang diambil dari tokoh pewayangan Mahabharata, Arjuna. Nama yang melekat erat bersama karakter maupun tradisi yang kemudian disajikan dalam wisata gunung Arjuno dan dinikmati oleh para generasi nusantara.
Tiket : Rp. 10.000,- per orang
Gunung Arjuno adalah salah satu gunung yang kaya dengan wisata indah di Jawa Timur,
tepatnya berada tepat di perbatasan kota Batu, Malang, Pasuruan dan Mojokerjo.
Gunung yang cukup akrab bagi Dolaners ini merupakan gunung tertinggi
urutan ke-3 dari urutan gunung tertinggi sebelumnya yaitu gunung Semeru dan gunung Raung.
Gunung Arjuno memiliki satu titik punggung yang sama dengan puncaknya yaitu gunung welirang.
Oleh sebab itu gunung ini disebut dengan “Arjuno Welirang”.
Wisata gunung Arjuna yang paling populer adalah kegiatan pendakian terlebih bagi pemuda-pemudi
yang hobi dalam kegiatan pendakian. Biasanya gunung Arjuna dicapai dalam 3 titik
pendakian yaitu Tretes, Batu dan Lawang.
Sedangkan kompleks Arjuno Welirang sendiri terletak pada dua gunung berapi yang tergolong lebih tua
yaitu gunung Lincing di sebelah selatan dan gunung Ringgit di sebelah timur.
Gunung ini emang sangat diminati dalam tujuan aktifitas pendakian
karena selain memiliki ketinggian diatas 3000 m juga ada beberapa obyek wisata.
Obyek wisata yang melengkapi kegiatan pendakian ini adalah ari tejun dan salah satu air terjun
yang paling sering dikunjungi adalah air terjun Kakek Bodo. Wisata ini juga merupakan salah satu jalur
dalam kegiatan pendakian menuju puncak Gunung Arjuno.
Keindahan kawasan ini juga ditambah dengan paduan mata air
yaitu mata air sungai Brantas dari simpanan yang berasal dari air di Gunung Arjuno Malang.
Ketika Dolaners ingin mendaki Gunung Arjuno ini,
Dolaners bisa melewati berbagai arah yaitu arah selatan dari karangploso,
arah barat dari Batu Selecta, arah timur dari Lawang, arah utara dari Tretes
dan bisa juga dari Sumberawan Singosari. Jika Dolaners adalah seseorang yang gemar dengan pendakian,
maka pergi ke tempat wisata Gunung Arjuno adalah pilihan yang tepat bagi Dolaners.
Taklukkan tantangan pendakian ke Gunung Arjuno dalam jiwa pendaki yang kokoh pada diri Dolaners.
GUNUNG PEGAT SRENGAT
Mungkin beberapa orang sudah mengetahui mitos Gunung Pegat - srengat. Menurut warga sekitar gunung tersebut zaman dulunya sangat angker dan rawan akan ' Bajing Lompat '.
Mitos yang paling melegendaris hingga sampai saat ini ialah orang yang akan berangkat untuk menikah dilarang melewati gunung tersebut . Menurut warga jika itu dilanggar akan membuat hubungan keluarga yang baru saja dibangun akan cepat roboh atau tidak langgeng.
Tapi disisi lain gunung pegat memiliki ke indahan tersendiri . Banyaknya pohon pohon besar yang cukup rindang serta pemandangan bendungan atau waduk Gajah Mungkur yang anda dapat lihat dr gunung pegat membuat sedikit lebih tenang dan menutup kemungkinan anda akan terhindar dr rasa takut jika melewati gunung tersebut.
Sabtu, 30 September 2017
GUNUNG LAWU
Gunung Lawu dengan ketinggian 3.265 m terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air (fumarol) dan belerang (solfatara).
Gunung Lawu yang nama aslinya Gunung Mahendra ini memiliki tiga puncak, Puncak Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah. Yang terakhir ini adalah puncak tertinggi.
Di lereng gunung ini terdapat sejumlah tempat yang populer sebagai tujuan wisata, terutama di daerah Tawangmangu, Cemorosewu, dan Sarangan. Agak ke bawah, di sisi barat terdapat dua komplek percandian dari masa akhir Majapahit: Candi Sukuh dan Candi Cetho.
Gunung Lawu sangat populer untuk kegiatan pendakian. Setiap malam 1 Surabanyak orang berziarah dengan mendaki hingga ke puncak. Karena populernya, di puncak gunung bahkan dapat dijumpai pedagang makanan.
Pendakian standar dapat dimulai dari dua tempat (basecamp): Cemorokandang di Tawangmangu, Jawa Tengah, serta Cemorosewu, di Sarangan, Jawa Timur. Gerbang masuk keduanya terpisah hanya 200 m.
Pendakian dari Cemorosewu melalui dua sumber mata air: Sendang (kolam) Panguripan terletak antara Cemorosewu dan Pos 1 dan Sendang Drajat di antara Pos 4 dan Pos 5.
Pendakian melalui Cemorokandang akan melewati 5 selter dengan jalur yang relatif telah tertata dengan baik.
Pendakian melalui cemorosewu akan melewati 5 pos. Jalur melalui Cemorosewu lebih nge-track. Akan tetapi jika kita lewat jalur ini kita akan sampai puncak lebih cepat daripada lewat jalur Cemorokandang. Pendakian melalui Cemorosewu jalannya cukup tertata dengan baik. Jalannya terbuat dari batu-batuan yang sudah ditata.
Jalur dari pos 3 menuju pos 4 berupa tangga yang terbuat dari batu alam. Pos ke4 baru direnovasi,jadi untuk saat ini di pos4 tidak ada bangunan untuk berteduh. Biasanya kita tidak sadar telah sampai di pos 4.
Di dekat pos 4 ini kita bisa melihat telaga Sarangan dari kejahuan. Jalur dari pos 4 ke pos 5 sangat nyaman, tidak nge-track seperti jalur yang menuju pos 4. Di pos2 terdapat watu gedhe yang kami namai watu iris(karena seperti di iris).
Di dekat pintu masuk Cemorosewu terdapat suatu bangunan seperti masjid yang ternyata adalah makam.Untuk mendaki melalui Cemorosewu(bagi pemula) janganlah mendaki di siang hari karena medannya berat untuk pemula.
Di atas puncak Hargo Dumilah terdapat satu tugu.
Gunung Sindoro
Gunung Sindoro atau Sundoro mempunyai ketinggian 3.150 meter di atas permukaan laut, terletak di Jawa Tengah, Indonesia, dengan Temanggung sebagai kota terdekat. Gunung Sindoro terletak berdampingan dengan Gunung Sumbing.
Gunung Sindoro sering menjadi tujuan utama para Pecinta Alam, terutama untuk melakukan ekspedisi Triple S (Slamet, Sumbing, Sindoro). Medan yang terjal, panasnya sengatan matahari serta tidak adanya sumber air menjadi tantangan utama dalam pendakian. Seringkali pendaki tidak bisa melanjutkan pendakian karena kehabisan air minum. Sebaiknya Pendikian Gunung ini di lakukan pada musim penghujan, seperti bulan November, Desember dan Januari.
Jalur Pendakian Sindoro Melalui Kledung
Tempat pendaftaran di basecamp Kledung yang juga menjadi markas Tim SAR benama GRASINDO ini menyediakan tempat untuk menginap, kamar mandi, menjual kaos, stiker, gantungan kunci, makanan dan minuman. Pendaki dapat memesan makanan bungkus sebagai bekal di perjalanan, karena memasak dan berkemah di gunung akan memerlukan persediaan air yang banyak.
Pendakian ke gunung Sindoro sebaiknya dilakukan pada malam hari karena untuk menghindarai panas dan debu, serta untuk menghemat air minum. Perjalanan diawali dari basecamp melewati perkampungan penduduk. Selanjutnya menapaki jalan berbatu sejauh sekitar 2 km melintasi kebun penduduk yang didominasi oleh tanaman jagung. Track awal landai kemudian sedikit menanjak ketika memasuki kawasan hutan pinus menjelang Pos I Sibajing, dengan ketinggian 1.900 mdpl.
Dari Pos I ini kita berbelok ke kanan , jangan mengambil jalan lurus karena buntu. Kita harus mendaki dan menuruni 2 buah punggungan gunung. Jalur bergeser ke punggungan yang lain melintasi tiga buah jembatan kayu. Pohon lamtoro dan pinus yang cukup lebat di sepanjang jalur cukup membuat suasana menjadi sejuk. Pos II berada pada ketinggian 2.120 mdpl.
Menuju Pos III medan mulai terjal dan berbatu, terdapat sebuah batu yang sangat besar di tengah jalan setapak. Pendaki dapat beristirahat di atas batu sambil menikmati pemandangan alam. Jalan tanah berdebu bercampur kerikil seringkali menyulitkan pendakian. Medan mulai terbuka kembali sehingga di siang hari akan terasa panas. Gunung sumbing sudah mulai kelihatan, sangat tingi dan besar sehingga bisa menjadi hiburan selama pendakian yang melelahkan.
Pos III Seroto berada pada ketinggian 2.530 mdpl, lokasinya terbuka dan cukup luas untuk mendirikan belasan tenda. Dari sini kita akan menyaksikan pemandangan yang sangat indah ke arah gunung Sumbing. Pemandangan lereng terjal gunung Sindoro serta puncak bayangan yang nampak di depan mata sangat indah untuk dinikmati.
Dari Pos III pendakian dilanjutkan dengan melintasi jalan berbatu yang terjal disertai dengan kerikil dan debu. Meskipun medan sangat berat kawasan ini agak rindang karena banyak ditumbuhi oleh pohon lamtoro dan tanaman perdu. Jalur kembali terbuka melintasi medan yang banyak terdapat batu-batu besar. Setelah mencapai puncak bayangan pertama, pendaki harus menghadapi puncak bayangan berikutnya yang kelihatan sangat tinggi dan curam.
Menuju puncak bayangan ke dua yang terjal dengan medan yang berbatu sungguh sangat melelahkan, terutama bila dilakukan pendakian pada siang hari akan terasa sangat panas dan kita akan sering kehausan. Beruntung medan yang kita lewati ditumbuhi oleh pohon lamtoro dalam jarak yang agak dekat sehingga bisa digunakan untuk berteduh. Lintasan berikutnya melewati medan berbatu dengan tanaman edelweis. Sesampainya di puncak bayangan kedua setelah melewati hutan edelweis, medan kembali terbuka dan harus melintasi batu-batu besar. Puncak gunung yang sesunguhnya masih belum nampak karena tertutup pandangan oleh pohon-pohon edelweis.
Jalur akhir menuju puncak ini medannya sangat berat, selain terjal dan terbuka, panas matahari sangat terasa menyengat, kelelahan dan kehausan menyertai para pendaki. Batu-batu besar menjadi pijakan di sepanjang lintasan. Di siang hari pasir dan batu terasa sangat panas bila disentuh, terutama batu yang berwarna hitam bila dipegang terasa sangat panas sekali. Tidak mengherankan jika di gunung Sindoro ini sering terjadi kebakaran. Menjelang puncak pohon edelweis banyak tumbuh sehingga bisa menjadi tempat berlindung dari teriknya matahari.
Puncak gunung Sindoro tidak terlalu luas tetapi melingkar mengelilingi kawah. Banyak terdapat batu-batu besar dan ditumbuhi tanaman edelweis. Dari puncak gunung Sindoro pemandangan ke arah selatan terlihat gunung Sumbing sangat indah sekali. Sedikit ke arah timur nampak gunung Merbabu dan gunung Merapi yang diselimuti awan.
Kawah gunung Sindoro cukup luas, pendaki dapat turun ke dasar kawah. Di musim penghujan kawah ini akan terisi oleh air membentuk danau kawah, sehingga pendaki dapat mandi serta mengambil air bersih dari danau kawah.
Jalur Pendakian Sindoro Melalui Sigedang
Untuk mencapai desa Sigedang dari arah Wonosobo naik bus jurusan Dieng, turun di pertigaan Rejosari-arah ke Tambi. Selanjutnya bisa jalan kaki atau naik ojek ke desa Sigedang, kurang lebih 4 km. Begitu sampai di Sigedang saya sarankan untuk menuju rumah pak Amin, juru kunci Sindoro. Disini kita mengurus perijinan dan bisa juga mengisi persediaan air karena sepanjang jalur sampai puncak tidak kita jumpai sumber mata air.
Dari desa sigedang perjalanan dilanjutkan ke arah perkebunan teh melewati jalan aspal sekitar 20 menit. Kemudian berbelok ke kanan melewati jalanan berbatu menyusuri perkebunan teh. Diperkebunan teh ini banyak sekali terdapat persimpangan. Bagi pendaki yang belum pernah mendaki Gunung Sindoro melewati jalur ini ada baiknya mencari teman perjalanan yang paham jalur Sigedang. Sepanjang perkebunan terdapat 2 POS dengan bangunan semi permanen yang bisa dipakai untuk istirahat. 2 jam setelah melewati perkebunan teh kita akan sampai pada batas perkebunan dengan hutan. Kemudian perjalanan dilanjutkan ke POS 3.
POS 3 berada ditengah tengah perjalanan menuju puncak. Disini terdapat bangunan yang sudah roboh, namun cukup untuk mendirikan 3 tenda dome. Jika fisik kurang mendukung sebaiknya mendirikan camp di pos ini. Karena perjalanan selanjutnya selama 3-4 jam ke puncak kita tidak akan menemukan selter untuk mendirikan tenda. Kurang lebih 2 jam dari sini kita akan sampai di Watu Susu. Watu Susu merupakan 2 buah batu besar yang oleh warga setempat dianggap sebagai buah dada Gunung Sindoro. Menurut kepercayaan warga setempat, Gunung Sindoro adalah gunung perempuan dan suaminya adalah Gunung Sumbing dengan anak Gunung Kembang.
Dari Watu Susu perjalanan kepuncak masih sekitar 1 sampai 1,5 jam lagi. Melewati jalan bebatuan yang licin dan kadang batu longsor saat kita injak. Pendaki harus hati hati terutama yang berjalan didepan agar tidak membahayakan pendaki di belakangnya. Setelah itu sampailah kita di kawasan puncak Gunung Sindoro.
Di kawasan puncak kita tidak akan bingung untuk mendirikan tenda karena Gunung Sindoro memiliki dataran luas pada puncaknya, sekitar 400×300 meter. Dibagian timur terdapat dua kawah seluas 200×150 meter, dan dibagian barat terdapat dataran Segoro Wedi dan Banjaran dan dua dataran lain yang belum bernama yang merupakan sisa kawah utama. Pada saat curah hujan tinggi kedua kawah ini terdapat banyak air yang bisa kita gunakan untuk minum dan memasak. Genangan air tersebut bersih dan dapat digunakan karena tidak terdapat belerang disini.
Ketika cuaca cerah, dari sini akan terlihat jelas Gunung Sumbing, Merbabu, Slamet dan kawasan Dataran Tinggi Dieng.
PENDAKIAN GUNUNG LEMONGAN 1676Mdpl
Gunung Lemongan terletak di desa kecil tepatnya di daerah Papringan, Klakah, Lumajang, Jawa Timur. Gunung lemongan memang masih aktif tapi statusnya aman kok sob . lemongan memiliki hutan blantara yg masih asri dengan alam, banyak berbagai macam-macam flora dan fauna salah satunya adalah tumbuhan Kantong Semar. Kantung semar dapat dijumpai di ketinggian sekitar 1560 di atas permukaan laut .
Lemongan sangat cocok untuk pendakian bagi pemula, lemongan memiliki ketinggian 1676Mdpl diatas permukaan laut. Jalur pendakian lemongan sudah sangat jelas banyak String Line di batang pohon dan disekitar bebatuan . Lemongan mempunyai julukan “Kecil-kecil Cabe Rawit” siahh mengapa demikian ? lemongan memang tidak setinggi gunung-gunung besar seperti Mahameru tapi lemongan memiliki Jalur Trekk yang mainstream, medan lemongan rata-rata bebatuan dan banyak tanjakan-tanjakan menengah .
Nah Kali ini saya akan berbagi pengalaman mengenai pendakian Mt.Lemongan. Sebelum melakukan pendakian anda harus mempersiapkan perlengkapan pendakian dan Logistik Makanan buat 2 hari . berikut saya jelaskan perlengkapan yang wajib dibawa beserta logistik makanan :
Perlengkapan Pendakian :
Perlengkapan Cooking :
Logistik Makanan (individu sob)
Hari pertama kita menuju ke rumah salah satu warga desa papringan untuk melakukan registrasi pendaftaran pendakian dan tempat penitipan Kendaraan . berikut ini adalah gambaran trekk/jalur pendakian lemongan.
Pukul 15:00 WIB kita melanjutkan perjalanan menuju Pos Pertama yaitu Pesanggrahan Mbah Citro . Setelah sampai di Pesanggrahan Mbah Citro gunakan waktu untuk beristirahat sekaligus meminta ijin kepada Mbah Citro yang merupakan juru kunci Gunung lamongan untuk melakukan pendakian. Jika Mbah Citro mengijinkan pendakian maka pendakian bisa dilanjutkan tetapi jika beliau tidak mengijinkan mendaki maka jangan coba - coba dilanggar karena beliau tau seluk beluk dan kharakteristik Lamongan sob.
"Pesanggrahan Mbah Citro"
Pukul 19:00WIB lanjut menuju Pos 2 yaitu “Watu Gedhe” . Untuk memulai pendakian biasanya berangkat dari Pos 1 Mbah Citro berangkat jam 19:00 atau 20:00 Malam. Setelah itu kita mengikuti jalur pendakian yang sering diperbaiki oleh Laskar Hijau. Karena kita melakukan pendakian malam hari jangan lupa bawa senter. Selama perjalanan kita akan melewati ladang rumput yang cukup tinggi. Sekitar 1,5 jam dari pos pertama kita akan menemukan jalan yang cukup menantang karena terdiri dari banyak batu yang bisa bergerak jika kita injak. Itah-itah sob karena kita bisa terperosok. Batuan ini dikenal dengan sebutan “Watu Pup atau Watu Telek”.
"ini yg disebut Watu Telek sob"
Tujuan kita adalah menuju Pos 2 yang dikenal dengan sebutan Watu Gedhe. Untuk menuju Watu Gedhe dari Mbah Citro butuh waktu sekitar 2 jam .
Sampai di "Watu Gedhe" jam 21:10 ,tergantung langkah kita sob jika terlalu banyak Break maka waktu termakan pada saat kita break, usahakan maximal break 5 kali dari pos pertama menuju watu gedhe .
"Pos 2 Watu Gedhe"
Pos 2 Watu Gedhe adalah tempat untuk mendirikan Tenda disini. Pendaki diharapkan istirahat di watu gedhe untuk memulihkan tenaga dengan beristirahat ataupun untuk mengisi perut yang sudah lapar. Pendakian setelah watu gedhe memiliki rute yang menanjak dengan kemiringan di atas 45 derajat bos jadi tenaga harus benar - benar fit. Biasanya pendaki yang tidak kuat melanjukan pendakian maka pos watu gedhe adalah tujuan akhirnya.
"break diwatu gedhe"
Setelah cukup tenaga maka bisa melanjutkan pendakian dengan mengikuti rute yang ditentukan. Jangan berharap kita menemukan medan datar karena medan disini sampai pos hutan hujan basah memiliki medan yang terjal dengan batuan kecil kasar dan keras yang cukup bisa membuat kaki terpelosok jika tidak ber itah-itah. Dalam perjalanan inilah kita bisa menemukan suatu tanjakan berpasir dan berbatu yang cukup terjal dan cukup tinggi dimana ketika kita berjalan 3 langkah maka kita akan merosot 1 langkah bahkan 2 langkah. Tanjakan ini membuat Kaki terasa berat untuk melangkah. Tanjakan itu bernama “Tanjakan Putus Asa” karena bisa membuat pendaki putus asa dan balik kanan untuk kembali ke watu gedhe jika sudah tidak kuat melanjutkan pendakian ke puncak.
"Tanjakan Putus Asa"
Setelah pendaki bisa melewati tanjakan putus asa maka pendaki istirahat di Pos 3 yaitu “Hutan Basah”. Kita bisa istirahat memulihkan tanaga disini tp jangan lama - lama sob agar kita bisa melihat kemunculan matahari terbit di puncak tarup Lamongan hahaha. Setelah itu kita akan memasuki hutan hujan basah yang memiliki medan tanah yang kadang cukup labil kalau diinjak. Biasanya pendaki akan disambut dengan sambutan hewan khas sana yaitu pacet ( sejenis lintah )yang siap menghisap darah pendaki. Kalau pendaki beruntung juga bisa menemukan tumbuhan Kantung Semar yang merupakan tanaman pemakan serangga dan kali ini saya lagi beruntung dapat menemukan Kantung Semar tersebut hahahahaha.
"Kantung Semar Tumbuhan pemakan Serangga"
Selama perjalanan di hutan hujan basah maka kita akan menemukan “Sumber tetes Mata Air Guci” merupakan mata air terakhir. Jangan dibayangkan sumber mata air ini bersih dan jernih arena sumber mata air ini berasal dari tetesan air di akar pohon yang ditampung di sebuah guci.
"Sumber Tetes Mata air Guci"
Bagi pendaki sumber mata air ini sangat berarti karena kebanyakan persediaan air yang dibawa habis saat melewati tanjakan putus asa. Biasanya dari pos hutan hujan basah sampai puncak kita membutuhan waktu 2 - 3 jam tergantung kekuatan fisik pendaki. Selama melewati hutan hujan basah pendaki diharapkan untuk menjaga diri dari pikiran Negatif ataupun Ucapan kotor karena banyak pendaki yang tersesat dan tidak bisa keluar dari hutan ini dan berputar- putar disana. Jika hal ini terjadi pada pendaki segera ingatlah Tuhan dan berpikirlah positif.
Saat mendekati hampir Puncak Gunung Lemongan maka kita akan melihat batu yang cukup besar persis dengan batu di watu gedhe. Sehinga banyak pendaki yang menjulukinya “Watu Kembar”. Kalau kita benar - benar memperhitungkan waktu dengan tepat maka kita akan bisa menikmati matahari terbit dari atas puncak gunung Lemongan. Kita juga bisa melihat keindahan Ranu Klakah, Ranu Pakis, Ranu Lading, dan Ranu Wurung dari Puncak Lemongan sob . Lemongan telah memberi kami pelajaran-pelajaran dan Cerita saat kami kembali Kebanggaan ini sungguh layak diperjuangkan "See You when I see You".
"Sunrice dari Puncak Tarup Lemongan"
Rabu, 27 September 2017
Mitos dan Fakta yang Harus Kamu Tahu Tentang Gunung Lawu
Gunung Lawu, merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Tengah dan termasuk dalam Seven Summits Of Java, Gunung Lawu terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, tepatnya di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dan Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Gunung Lawu terkenal sebagai salah satu gunung yang cukup angker, nah dibawah ini merupakan fakta dan mitos mengenai Gunung Lawu yang mungkin belum banyak kamu tahu, apa sajakah fakta dan mitos tersebut? Yuk kita simak.
baca juga : Rumah Botol, bangunan unik di puncak Gunung Lawu
baca juga : tips lengkap mendaki Gunung Rinjani
puncak gunung lawu. foto : haida_lisnum
Gunung Lawu terkenal sebagai salah satu gunung yang cukup angker, nah dibawah ini merupakan fakta dan mitos mengenai Gunung Lawu yang mungkin belum banyak kamu tahu, apa sajakah fakta dan mitos tersebut? Yuk kita simak.
Kupu Kupu Bercahaya
Menurut cerita masyarakat setempat, saat kamu mendaki Gunung Lawu, apabila kamu melihat seekor kupu-kupu hitam namun mengeluarkan cahaya kebiruan maka itu tandanya kehadiranmu diterima di Gunung Lawu.Kijang Emas
Mitos satu ini cukup unik, menurut informasi jika kita melihat kijang emas di Gunung Lawu, tunggulah kijang tersebut hingga mengeluarkan kotoran, lalu ambil kotoran tersebut dan bawa pulang, karena mitosnya apabila kita mendapatkan kotoran dari kijang emas tersebut maka rezeki kita akan lancar.baca juga : Rumah Botol, bangunan unik di puncak Gunung Lawu
Burung Jalak
Menurut cerita masyarakat lereng Gunung Lawu, jika saat kita mendaki dan melihat burung jalak, maka burung tersebut akan menuntun kita ke arah yang benar, karena mitosnya Burung Jalak di Gunung Lawu merupakan jelmaan dari penunggu gunung tersebut, burung ini hanya akan memberi petunjuk kepada orang-orang yang berniat baik.Jangan Mengeluh
Sama halnya dengan kebanyakan gunung di Indonesia, ada beberapa pantangan yang harus kita patuhi, salah satunya adalah tidak boleh mengeluh, karena jika kita mengeluh dipercaya keluhan kita akan menjadi kenyataan, seperti saat kita mengeluh panas maka kita akan benar benar merasakan panas yang lebih dari biasanya.baca juga : tips lengkap mendaki Gunung Rinjani
Jangan Mendaki Dengan Jumlah Ganjil
Jika ingin mendaki Gunung Lawu, disarankan tidak boleh ganjil, usahakan mendaki dengan jumlah genap karena menurut mitos mendaki dengan jumlah ganjil bisa membawa sial.Gunung Lawu Memiliki Tiga Puncak
Gunung Lawu juga menyimpan misteri pada tiga puncaknya dan menjadi tempat yang dianggap sakral di Tanah Jawa. Harga Dalem diyakini sebagai tempat pamoksan (menghilangnya) Prabu Brawijaya, Harga Dumiling diceritakan sebagai tempat pamoksan Ki Sabdopalon yang merupakan abdi setia dari Prabu Brawijaya, dan Harga Dumilah merupakan tempat yang meditasi pagi penganut kejawen.Misteri Pasar Setan
Dinamakan Pasar Setan karena pasar tersebut tidak terlihat kasat mata. Hanya susunan batu saja. Namun tempat ini dipercaya sebagai pasarnya setan. Tak jarang ada pendaki yang mendengar “mau beli apa mas?” dalam bahasa Jawa. Namun ketika dilihat tidak ada siapa-siapa.Nama Asli Gunung Lawu
Apa kamu tahu jika sebenarnya gunung Lawu bukanlah nama asli? Nama asli gunung ini adalah Wukir Mahendra, menurut legenda, gunung lawu adalah kerajaan yang dipimpin penghuni khayangan karena terkesima dengan pemandangan di sekitar gunung lawu.Jalur Pendakian Gunung Lawu
Gunung Lawu memiliki tiga jalur pendakian, yaitu via Candi Cheto di Karangayar, Jawa Tengah, Cemoro Kandang di Karanganyar, Jawa Tengah dan Cemoro Sewu di Magetan, Jawa Timur, dari ketiga jalur tersebut via Cemoro Kandang dan Cemoro Sewu adalah jalur paling populer, tapi via Candi Cheto adalah jalur yang memiliki pemandangan terindah.baca juga : daftar fakta yang mungkin belum kamu tahu tentang gunung Prau
Warung Mbok Yem
Inilah ikon dari Gunung Lawu, warung Mbok Yem merupakan sebuah warung yang terletak di puncak Gunung Lawu, tak jarang pula para pendaki menyebutnya sebagai “warung diatas awan” Awalnya Mbok Yem hanya sering mencari akar pohon untuk dibuatkan jamu. Karena sering, tidak jarang para pendaki yang sudah kenal meminta dibuatkan minuman hangat. Sejak itu Mbok Yem berpikir untuk membuka warung.Malam Satu Syuro
Setiap malam 1 Sura banyak orang berziarah dengan mendaki hingga ke puncak. Dan tiap suro selalu diadakan upacara sesaji di gunung Lawu.Gunung Paling Angker
Menurut cerita dari para pendaki gunung, Gunung Lawu merupakan salah satu gunung paling angker di pulau Jawa, gunung ini menyimpan banyak sekali cerita mistis yang belum terungkap, walaupun jalur pendakiannya terlihat jelas terutama di jalur Cemoro Sewu, nyatanya tak sedikit pula pendaki yang tersesat dan hilang di gunung ini.baca juga : tips lengkap mendaki gunung Lawu
Nah, itulah beberapa mitos yang ada di Gunung Lawu, mau percaya atau tidak semua kembali kepada dirimu sendiri, yang pasti ketika mendaki di Gunung Lawu ataupun gunung lainnya jangan lupa selalu menaati aturan ya guys.